Kesehatan mental tugas dan tanggung jawab siapa? (mental health
bagian kedua)
Kesehatan mental, sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Tdk
lah orang dikatakan sehat secara paripurna jika tdk sehat secara fisik,
mental,dan sosial. Secara umum masih banyak tantangan bagi kami, praktisi, dan
aktifis kesehatan mental untuk menjawab tantangan ini. Bagaimana mengenalkan
dan meningkatkan kepedulian masyarakat tentang kesehatan mental. Bukan perkara
gampang terutama terkait menghapus stigma negatif tentang orang dengan
gangguan jiwa (odgj), orang dengan skizofrenia (ods), dan atau orang dengan
bipolar(odb). Bahkan sekedar menyadarkan bahwa kesehatan mental adalah penting
untuk diperhatian dan dijaga, itu jg tdk semudah yg dibayangkan. Terutama
terkait Stigma bahwa orang orang konsul ke psikolog atau ke psikiater adalah
orang gila. Padahal jika kita berhasil dengan kita membuka wawasan bahwa setiap
warga itu normal memeriksakan kejiwaannya kepada praktisi. Ini adalah salah
satu langkah pencegahan yg luar biasa terhadap gangguan gangguan yg lebih
serius dan berat. Jadi ini adalah kerja keras kita bersama. Tidak hanya
psikolog saja. Tdk akan tuntas problem ini, perlu kerja sama lintas disiplin
ilmu, dan lintas sektor. Seperti kerja sama praktisi, pemerintah, lsm, dan
seluruh lingkup masyarat hingga tingkatan terkecil (keluarga) . Selamat hari kesehatan
mental 😊
Salam sehat jiwa
seri tulisan khusus untuk memperingati hari kesehatan metal
sedunia 10 oktober 2018
Ema Zati Baroroh., M. Psi., psikolog
(praktisi, psikolog klinis, psikolog smpit al mumtaz kota
Pontianak, Kal-Bar)
https://www.facebook.com/ema.zati?__tn__=%2CdC-R-R&eid=ARDaOHUzGRDyC2Dgaxz47YQwSswElSvk5BM_MLJhJdH368Opru-FzKx-ZrTrXp3o6K-PtQ5_CGYSZLmz&hc_ref=ARTs_taK1AA-ycYFmh360jx9gOl_BdEclzxNk8Ab7Y9bbVQVgNop5KaXAJXe0yxJTpc&fref=nf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar